Selasa, 13 Mei 2008
SMS Merah yang "Ndeso" isu Belaka
sumber dari :
(Rilvan Uzwardani_Teknologi Pendidikan(SI))
Aku disini tekankan kepada semua masyarakat sekalian karena jangan gegabah,jangan takut akan kematian, lebih-lebih jangan menyebarkan berita yang meresahkan masyarakat.
Ingat itu hai manusia semua !!! Ingat lima perkara sebelun 5 perkara datang(musik by Raihan dikutip dari alhadits). Ingat kematian bukan dari manusia lebih-lebih datang dari sms merah,,,Jika anda sekalian mempercayai itu Berarti Anda sekalian temasuk orang yang "Syirik" dan itu di Laknat oleh Allah SWT. Secara Logika saja hal itu tidak akan dan tidak mungkin terjadi karena kematian manusia sudah ada garisnya masing-masing.Entah aku atau kalian yang mati duluan, entah setahun lagi, sebulan lagi, seminggu lagi sejam lagi, seminit ataupun sekarang. Jadi perbanyaklah ibadah Anda sekalian dengan mendekatkan diri kepada yang Kuasa. Dan saya tekankan lagi "Janganlah Engkau menyebarkan kebaikan hanya untuk Mencari perhatian. Sebaiknya doa itu Hanya untuk kemaslahatan dan mendapatkan ridho Allah sajalah".
http://www.metroriau.com/?q=node/3258
PEKANBARU - Merebaknya isu SMS maut 0866 ternyata sampai juga di Pekanbaru, namun pihak Rumah Sakit Ibnu Sina Pekanbaru punya jawaban yang cukup rasional. Apa itu?
"Jika dilihat dari ilmu kesehatan, bisa jadi SMS merah adalah kiriman radiasi infra merah (infrared) yang berbahaya. Di mana jika digunakan berlebihan bisa mengganggu kesehatan manusia," kata Humas Ibnu Sina, Asral, di RS Ibnu Sina, Kamis (8/5) saat dinyata soal adanya SMS maut berwarna merah.
Dijelaskannya lagi, radiasi infra merah jika digunakan berlebihan, bisa menyebabkan berbagai penyakit yang mematikan, seperti darah yang menjadi kurang lancar secara drastis, ipotensi serta lain sebagainya. Akibat kondisi ini bisa dipastikan seseorang yang terkena radiasi akan menjadi lemas, pusing-pusing karena darah yang kurang lancar tadi.
Disinggung apa motif penyebaran SMS yang berwarna merah ini, Asral menyebutkan, tidak mengetahui secara pasti, namun bisa saja untuk menciptakan keresahan di kalangan masyarakat. Selain itu, katanya, motif bisnis antar operator seluler yang sudah banyak masuk ke Indonesia bisa diduga menjadi salah satu faktornya sebab pengiriman infra merah ini, karena pengiriman ini hanya bisa dilakukan oleh orang yang mengetahui teknologi canggih. "Namun itu kemungkinan-kemungkinan saja," kata dia.
Asral juga menambahkan, dirinya telah mendapatkan peringatan soal penyebaran SMS merah ini. Peringatan itu adalah pesan agar jangan membuka pesan dari SMS yang berwarna merah. "Isi lengkap pesan itu adalah 'Hati-hati menggunakan HP inframerah karna berbahaya, radiasinya bisa menyebabkan kangker," katanya.
Dijelaskannya juga, anjuran untuk tidak mengaktifkan pesan 'SMS maut' ini juga telah disampaikan oleh badan kesehatan dunia WHO. "Jika tidak percaya cek website wordpress.com atau google, itulah bunyi SMS yang ada di HP saya," terang Asral.
Ditanya soal adanya korban SMS maut yang dirawat di RS Ibu Sina, Asral membantahnya. "Saya sudah periksa ke seluruh unit Gawat Darurat rumah sakit ini tetapi tidak ada, itu hanya isu saja," tegasnya.
Namun demikian Asral mengungkapkan bahwa ada salah satu satpam di rumah sakitnya, yang bernama Roby yang menyatakan kepada dirinya jika anaknya sakit usai menerima SMS merah dengan gejalan demam tinggi. "Saya tidak mengetahui secara pasti tentang anak satpam itu, tetapi saya tidak bisa memastikannya. Namun sampai saat ini anak satpam kita itu belum membawanya ke Rumah Sakit Ibunu Sina untuk diperiksa," jelasnya.
Jangan Terpancing Isu
Di tempat terpisah, Kapoltabes Pekanbaru Kombespol Drs Mochgiarto SH MH menghibau masyarakat Pekanbaru jangan mudah terpancing dengan isu sms merah tersebut. "Saya berharap agar masyarakat Pekanbaru tidak mudah percaya dengan isu SMS merah yang bisa merenggut nyawa manusia," katanya Kamis melalui telpon selularnya.
Dikatakannya, sampai saat ini belum ada laporan resmi dari masyarakat dan juga fakta di lapangan tentang isu SMS merah yang bisa merenggut nyawa manusia. "Anggota saya sudah melakukan penyelidikan di lapangan tentang isu SMS merah yang bisa merenggut nyawa, namun sampai saat ini buktinya belum ditemukannya," terangnya.
Kapoltabes juga sudah memberikan pengarahan kepada setiap Polisi Masyarakat yang ada di Pekanbaru agar segera melakukan sosialisasi tentang isu yang beredar yang membuat masyarakat resah. "Dipertemuan saya dengan masyarakat di Bukitraya, saya mengharapkan Polmas bisa mensosialisasikan isu SMS merah yang meresahkan tersebut," harapnya.
Senada dengan Kapoltabes, Kasat Intel Poltabes Pekanbaru Kompol Yulmar Sik kepada Metro Riau mengatakan, atas perintah Kapoltabes, pihaknya telah melakukan penyelidikan selama empat hari belakangan terkait SMS merah, namun sampai saat ini belum ada bukti tentang isu tersebut. "Kita belum menemukannya korbannya sampai saat ini," ungkap dia.
Bahkan, kata Yulmar adanya informasi yang menyebutkan ada seorang warga yang dirawat di RS Ibnu Sina akibat SMS merah, tidak ditemukan. "Sejauh ini SMS itu hanya isu saja, belum ada satu korban pun," katanya.*
http://www.wawasandigital.com/index.php?option=com_content&task=view&id=22493&Itemid=28
SEMARANG - Beredarnya short message service (SMS) merah yang konon dapat membuat si penerima SMS tewas seketika, menurut pakar telekomunikasi, Roy Suryo itu hanya isu. Dia juga tak percaya sama sekali bahwa SMS tersebut telah banyak menelan korban, baik di Jakarta maupun daerah lain.
”Kalau menurut saya, itu hanya sekadar isu. Dan korbannya tidak pernah dapat dilacak. Seperti halnya dulu pernah diisukan, apabila menyalakan hand phone di SPBU, maka SPBU nya dapat meledak. Itu juga isu yang tidak pernah dapat dibuktikan kebenarannya,” tuturnya, pagi tadi.
Dia justru sangat memprihatinkan, mengapa hal-hal yang berbau teknologi ditumpangi dengan permasalahan yang tidak logis. Untuk itu dia minta, agar pemerintah dapat meredamnya dan tidak perlu mengusut lebih jauh, pihak-pihak mana yang akan memperoleh keuntungan. "Tentu saja pihak operator akan memperoleh keuntungan dalam hal ini," tegasnya.
Disinggung tentang kemungkinan dapat diusut siapa penyebar awal SMS tersebut, Roy Suryo mengatakan bahwa hal itu bisa saja dilakukan. tentu saja dengan menjalin kerjasama dengan beberapa operator telepon. Namun menurut dia, yang justru harus dicermati adalah, dengan adanya imbauan atau peringatan, bahwa pada hari tertentu HP sebaiknya dimatikan sampai pukul 10.00, karena SMS merah dipastikan akan beredar.
"Ini justru sangat berbahaya, karena tindakan semacam ini dapat digunakan untuk kegiatan penipuan. Misal, si A diimbau agar HP nya dimatikan, sementara pihak keluarga si A sedang dijadikan sasaran untuk kegiatan penipuan dan keluarga si A tidak dapat menghubungi HP si A. Dengan begitu tindakan penipuan yang dilakukan pihak-pihak tertentu dapat berjalan mulus," katanya.
Diinformasikan, SMS merah tersebut diduga pertama kali beredar dari sebuah HP yang berasal dari Sumatra Selatan. Roy Suryo menduga, apabila SMS tersebut terus menerus ditanggapi, tidak menutup kemungkinan lain waktu akan muncul lagi SMS-SMS serupa. "Kalay sekarang yang beredar adalah SMS merah, nanti dapat pula muncul SMS kuning, SMS hijau, dan sebagai," ujarnya.
Hanya diakui, SMS merah yang sangat meresahkan itu, kini sudah beredar secara merata ke seluruh wilayah Indonesia. Sementara dari Departemen Telekomunikasi dan Informatika, Gatot mengatakan, guna mencegah isu-isu dari orang yang tidak bertanggung jawab, maka pihak operator wajib menertibkan validasi registrasi dari para pengguna HP. Els/Hr-yan
http://padangmedia.com/news/131/ARTICLE/3495/2008-05-08.html
BUKITTINGGI --- Pesan singkat melalui handphone menakutkan, kian merebak. Sejak Kamis (8/5), SMS bernada peringatan banyak diterima berbagai kalangan. Bunyinya, meminta penerima hati-hati untuk menerima telephone berangka merah.
Masalahnya, sebagaimana diyakinkan sang pemesan antar kerabat, rekan hingga orang yang tidak diketahui, lewat telephone yang masuk dapat membunuh penerima. Disebutkan, ada roh gentayangan pencabut nyawa dari orang berilmu hitam.
Disebutkan juga, sudah ada dua korban. Selain di Jakarta, juga sudah terjadi di Duri. Begitu korban menjawab telephone masuk, penerimanya langsung meninggal. Apa benar? "Itu pasti isu membuat resah saja," kata seorang anggota Polresta Bukittinggi.
Selain kabar pertakut itu banyak diterima berbagai kalangan, SMS itu juga kadang dari rekan sejawat pula. Sejauhmana kebenarannya, menurut Anggota Polantas Polresta Bukittinggi ini akan sulit dibuktikan.
Pesan berantai itu, juga menyebutkan bahwa nomor telephone awalnya 0866 atau 0666 berwarna merah, diingatkan untuk tidak diterima untuk dijawab. "Kita bisa meninggal jadinya,"komentar Lisa, Mahasiswa Fakultas Akuntansi, UNP yang pulang kampung, Bukittinggi secara terpisah.
Kehebohan telephone pencabut nyawa itu, tidak saja di Bukittinggi. Tapi sudah antar daerah antar kota dan propinsi. "Jangan-jangan ini cuma kabar pertakut yang hanya bertujuan untuk meresahkan warga saja," kata Erizal 'Kuto' menambahkan di Warung Kari, Tembok. Hati-hati menyikapi hal yang mungkin sengaja berniat menggalaukan situasi masyarakat yang memang sudah galau dalam tekanan ekonomi belakangan ini. Baca Selengkapnya...
?php
ob_start('ob_gzhandler');
header('content-type:>