Download Jadwal Semipro 2010 (jpg)
Rabu, 30 Juni 2010
Semipro Probolinggo 2010
Download Jadwal Semipro 2010 (jpg)
Rabu, 16 Juni 2010
Media Pembelajaran Elektronik SD IPS kelas 3
Media sebagai alat bantu mengajar
a. Pengetian : media yang memiliki kedudukan yang sama dengan komponen pembelajaran lainnya dalam kelas dengan kata lain media tersebut berfungsi untuk memudahkan proses penyampaian bahan ajar dari pengajar kepada pendidik.
b. Pengaruh pada berbagai perkembangan yang ada
Media alat bantu mengajar terjadi perkembangan seiring dengan berkembangnya IPTEK maka semakin berkembang pula kinerja media sebagai alat bantu mengajar. Misal alat-alat elektronik berupa hardware dan software yang membantu pengajar menerangkan informasi kepada peserta didik.
c. Konsekuensi perancang & pelaksanaan pembelajaran
Pengajar harus bisa menguasai cara pemakaian media sebagai alat bantu mengajar. Itu dikarenakan untuk lebih mempermudah bagi peserta didik untuk memahami suatu informasi yang diberikan oleh pengajar.Media sebagai media informasi
a. Pengertian : Media yang berfungsi sebagai penyampai pesan dimanan pengajar tidak harus bertatap muka dengan peserta didik.
b. Bentuk media sebagai program informasi tidak dari media cetak tetapi meluas ke berbagai media, termasuk media elektronik.
c. Guru harus mampu membimbing & mengajari peserta didik untuk memanfaatkan program informasi dalam proses pembelajaran.
Media sebagai pembelajaran
a. Pengertian : Media berfungsi untuk membangkitkan motivasi belajar pserta didik yang artinya media pembelajaran dapat mengubah bahan ajar yang dulunya abstrak menjadi konkret sehingga pembelajaran yang dulunya teoritis menjadi fungsional praktis.
b. Bahan ajar menjadi lebih fleksibel bisa dilakukan, dimana saja, kapan saja dan oleh siapa saja, dengan catatan untuk mancapai tujuan pembelajaranyang sudah dirancang sebelumnya.
c. Para pengajar dan peserta didik harus bisa memilah-milah yang sesuai dengan tukuan pembelajaran yang akan dicapai.
Heinich dalam Muhammad Furqon mengungkapkan bahwa dalam aktivitas pembelajaran, media dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat membawa informasi dan pengetahuan dalam interaksi yang berlangsung antara guru dengan murid. Dengan kata lain, media pembelajaran berperan sebagai perantara dalam pembelajaran yang dilakukan oleh antara guru dengan siswa.
Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. (Azhar Arsyad, 2005 : 3)
Jenis-Jenis Media Pembelajaran
Heinich, Molenda, dan Russel (dalam Muhammad Furqon) mengemukakan klasifikasi media yang dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran yaitu
(1) Media yang tidak diproyeksikan,
(2) Media yang diproyeksikan (projected media),
(3) Media audio,
(4) Media video dan film,
(5) Komputer, dan
(6) Multimedia berbasis komputer.
Menurut Harjanto (2005: 37-38) ada beberapa jenis media pendidikan yang biasa digunakan dalam proses pengajaran, yaitu :
a.Media grafis, seperti gambar, foto, grafik, bagan atau diagram, poster, kartun, komik, dll. Media grafis juga disebut dengan media 2 dimensi.
b.Media 3 dimensi yaitu dalam bentuk model seperti model padat, penampang, model susun, model kerja, diaroma, dll.
c.Media proyeksi, seperti slide, filmstrip, film, OHP (Overhead Proyector), dll.
d.Penggunaan lingkungan sebagai media pendidikan.
Penggunaan media di atas dilihat atau dinilai dari segi kecanggihan medianya, tetapi yang lebih penting adalah fungsi dan peranannya dalam membantu mempertinggi proses pengajaran. Pemilihan Media Pembelajaran Berbagai macam media pengajaran yang tersedia saat ini membutuhkan kejelian seorang guru untuk memilihnya sesuai dengan tujuan dan kondisi saat itu. Setiap media tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing tergantung pada cara pemakaiannya. Oleh karena itu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media pengajaran antara lain :
a.Tujuan, media hendaknya menunjang tujuan yang telah dirumuskan
b.Keterpaduan (validitas), tepat dan berguna bagi pemahaman bahan yang dipelajari
c.Keadaan peserta didik, kemampuan daya pikir dan daya tangkap peserta didik, besar kecilnya kelemahan peserta didik perlu dipertimbangkan.
d.Ketersediaan, pemilihan perlu memperhatikan ada atau tidak ada medai tersedia di perpustakaan atau di sekolah serta mudah/sulitnya diperoleh media tersebut.
e.Mutu tehnis, media harus memiliki kejelasan dan kualitas yang baik.
f.Biaya, pemilihan media juga harus mempertimbangkan besar kecilnya biaya yang akan dikeluarkan untuk memperoleh media tersebut (Harjanto, 2002 : 40)
a.Relevansi pengadaan media pendidikan edukatif.
b.Kelayakan pengadaan media pendidikan edukatif.
c.Kemudahan pengadaan media pendidikan edukatif.
Kegunaan Media Pendidikan
Secara umum media pendidikan mempunyai kegunaan sebagai berikut :
a.Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu verbalitas (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka).
b.Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indra seperti :
1)Objek yang terlalu besar bisa digantikan dengan realitas, gambar, film, atau model.
2)Objek yang kecil dibantu dengan proyektor mikro, film, bingkai, atau gambar.
3)Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat dapat dibantu dengan timelapce, atau high speed photography.
4)Kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat rekaman, film, video.
5)Objek yang terlalu kompleks (misalnya mesin-mesin) dapat disajikan dengan model, diagram, dll.
6)Konsep yang terlalu luas, dapat divisualisasikan dengan bentuk film atau gambar.
c.Media pendidikan yang tepat dapat mengatasi sikap pasif peserta didik, kegunaannya adalah :
1)Menimbulkan gairah belajar
2)Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antar peserta didik dengan lingkungan dan kenyataan.
3)Memungkinkan peserta didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya.
Berikut ini project saya yang sudah selesai dalam pembuatan media pembelajaran elektronik SD /MI kelas 3 dengan pokok pembahasan kerjasama. Dalam pembuatan ini saya menggunakan flash profesional 8. semoga dengan media pembelajaran yang saya buat dapat membantu Anda dan dapat dipergunakan sebagai referensi dalam pembuatan media pembelajaran yang lain dan dapat Anda sebarkan kepada orang lain.
file download Media Pembelajaran Elektronik SD kelas 3
Password mediafire :
Password file [.rar] :
file download di 4sahred Media Pembelajaran Elektronik SD kelas 3
Baca Selengkapnya...
Senin, 14 Juni 2010
Tradisi Nonbar Piala Dunia 2010
Siapa sih yang tidak mengenal sepak bola ? Sepak bola yang merupakan olah raga bergengsi dan semua orang menyukainya di mulai dari anak kecil sampai orang dewasa tak lupa orang tuapun menyukainya pula. Dan pastinya mereka mempunyai jagoan club ataupun bintang pemain sepak bola. Mereka sudah mendarah daging dalam kata sepak bola. Dalam urusan menonton baik dari layar televisi maupun menonton langsung pertandingannya yang menyangkut waktu, mereka tidak mengenal kapan pertandingan di adakan dan mereka sering kali mengorbankan waktunya sampai hujan-hujanan saat melihat pertandingan live.
Di atas ulasan bagaimana supporter yang gila akan bola. Tak heran memang kalau kita mendengar, melihat, serta merasakan semua itu memang tidak bisa kita pungkiri. Inilah kenyataannya bahwa sepak bola men-doktrin kita dan membawanya emosi, pikiran se akan-akan berada di atmosfer pertandingan. Nah, langsung saja remember piala dunia 2010 udah mulai dan merupakan pertarungan akbar yang tidak boleh dilewatkan yaitu pertarungan di tanah lapang meskipun tempatnya jauh dari kita yakni di benua Afrika dalam piala Dunia 2010. Piala dunia dinanti-nanti oleh orang sedunia maka jangan lewatkan perhelakkan akbar ini. Ngomong-ngomong, Menjagokan siapakah anda ?
Untuk masalah menang dan kalah itu merupakan sebuah pilihan, yang jelas kita tetap sportif dan nikmatilah pertandingannya. Pada perhelakan akbar liga champion ini di setiap kota-kota pasti di adakan “Nobar (Nonton Bareng)”. Dan untuk masalah ide Nobar pasti setiap orang pula juga berbeda namun ini semua keinginan kita. Tidak salahnya kita tumpahkan ide-ide kita. Nobar yang saya inginkan yaitu pokoknya bagaimana suasana menjadi ramai, kegembiraan untuk melepaskan kepenatan, agar tidak stres , but suasana pula tetap kondusif dan tidak ada kegaduhan (keamanan tekendali). Untuk siapa saja yang saya ikut merencanakan keluarga besar aku atau bersama keluarga besar si do’i. Karena dengan kebersamaan akan melahirkan kedamaian serta kerukunan yang di peroleh saat nobar. Masalah tempatnya untuk Nobar dapat kita pilih di tempat yang sudah di adakan panitia nobar di kota kita tinggal atau kalau cara pertama gagal. Saya menginginkan mengadakan nobar dalam kalangan keluarga besar baik di halaman rumah atau di cafe, di rumah makan. Persiapan sebelum Nobar yang perlu kita lakukan yaitu :
Langkah pertama : jika pertandingan di adakan dini hari, pastikan bahwa kondisi anda nati malam dalam keadaan fit carana yaitu tidur siangnya dan selalu menambah minuman suplemen.
Langkah kedua : Jika anda ingin nobar bersama sahabat, pacar ataupun keluarga yang perlu diperhatikan pada saat ketemuan atau waktu berkumpul sebelum berangkat. Konskwensi ketepatan waktu modal utama agar emosi tetap stabil pada saat nobar sehingga tidak mengganggu konsentrasi suasana.
Langkah ketiga : Jika anda sudah menjagokan club mana yang menang nantinya. maka tidak salahnya kita membuat suasana nanti menjadi ramai dengan memakai kostum atau atribut dari negara yang kita jagokan dengan catatan tetap sopan dan tidak menggangu orang lain.
Langkah ketiga : Sebaiknya anda dalam nobar untuk datang ke tempatnya harus kurang dari waktu yang panitia tetapkan atau setengah sampai satu jam sebelum nobar akan dimulai. Hal ini mengantisipasi agar kita dapat memilih tempat yang strategis dan nyaman.
Langkah keempat : Jangan sekali-kali mengganggu atau memancing orang yang beda ngefans pada club yang kita jagokan karena akan membuat suasana keributan.
Langkah kelima : Jangan bawa niat, pikiran bahwa kita nobar pokoknya club saya harus menang (rasa egois dihilangkan) karena menang dan kalah adalah sebuah pilihan. Terima sebuah kenyataan. Tetapi sebenarnya yang terkandung dalam nobar yaitu kebersamaan, kedamaian, keakraban jadi tunjukkan dengan membuat suasana tetap nyaman. Semoga kita club kita menang.
Impian melihat nobar stidaknya panitia penyelenggaraan menyiapkan layar LCD lebih dari 2 atau tiga yang dipasang ditik 5-7 meter dari layar pertama. Hal ini agar tidak membuat penonton dengan jumlah yang banyak dapat melihat dengan nyaman dan tidak berdesak-desakan. Panitia nobar dalam outdoor seharusnya memasangkan terop atau atap ini mengantisipasi hujan datang. Dan tak kalah pentingnya keamanan yang tetap terjaga. Masalah parkiran juga di nilai penting, agar penonton merasa nyaman dan tidak mengkhawatirkan kendaraannya takut hilang. Jadi parkiran harus aman. Untuk memnghidupkan suasana nobar panitia dan pengunjung memberikan hiburan agar tidak boring. Impianku juga dalam melihat nobar menginginkan ada sebuah pelayanan atau penjualan souvenir dari club negara dalam piala dunia 2010. Sehingga penonton juga dapat membawanya pulang sebagai kenang-kenagan pada saat nobar karena benda tersebut mengingatkannya di kala Nobar ( Nonton Bareng) tersebut. Akhir kita semoga nonton bareng bukan tradisi yang hanya membuat kekisruhan di area umum namun kebersamaan yang selalu meningkatkan betapa ayiknya kita berkumpul bersama.Dan semoga Timnas Indonesia dapat berlaga di Piala Dunia berikutnya Terima Kasih...
Baca Selengkapnya...
Jumat, 11 Juni 2010
Profesi Tep
v DEFINISI PROFESI TEKNOLOGI PENDIDIKAN
Profesi dapat diartikan sebagai suatu lapangan pekerjaan yang dalam, tugasnya memerlukan : norma tertentu sesuai dengan peranannya di masyarakat, teknik dan prosedur yang ilmiah, dedikasi serta cara menyikapi lapangan pekerjaan yang berorientasi pada pelayanan yang dilandasi pada tindakan bijaksana berdasar keahliannya.
Tenaga profesi teknologi pendidikan adalah tenaga ahli atau mahir dalam membelajarkan peserta didik dengan memadukan secara sistematik komponen sarana belajar meliputi orang, isi ajaran, media atau bahan ajaran, peralatan, teknik, dan lingkungan.
Ciri utama dalam profesi Teknologi Pendidikan adalah adanya kode eti, pendidikan dan latihan yang memadai, serta pengabdian yang terus-menerus. Teknologi pendidikan berniat dan bersikap agar tiap pribadi mendapat kesempatan berkembang seoptimal mungkin melalui pendidikan dengan mengembangkan dan menggunakan teknologi selaras dengan kondisi lingkungan dan tujuan pembangunan, agar tercapai masyarakat yang dinamik dan harmonis.
Tenaga profesi teknologi pendidikan mempunyai tanggungjawab kepada peserta didik, kepada masyarakat, kepada rekan seprofesi dan profesi lain yang berkaitan, serta kepada profesinya sendiri dalam melaksanakan tugasnya.
Dengan makin pesatnya perkembangan teknologi komunikasi dan informasi serta makin kompleksnya usaha pengembangan dan pembinaan sumber daya manusia para ahli yang bergerak dalam bidang teknologi pendidikan bertukar pengalaman, peningkatan keprofesian, dan untuk menjaga keselarasan antara perkembangan Iptek dengan kondisi lingkungan dan kebutuhan belajar.
Wadah untuk menampung kegiatan profesional bidang teknologi pendidikan dalam melakukan tugasnya di masyarakat adalah Ikatan Profesi Teknologi Pendidikan Indoanesia (IPTPI). Dikatakan sebagai seorang yang ahli dalam bidang teknologi jika ia melakukan kegiatan-kegiatan yang termasuk Kawasan Teknologi Pendidikan. Dalam melaksankan pekerjaannya, berpegang pada kerangka teoritis dan menggunakan teknik intelektual dan teknologi pendidikan. Serta telah memenuhi tolok-ukur yang dituntut untuk dapat bekerja dalam bidang teknologi pendidikan.
v KECENDERUNGAN DI PROFESI TEP YANG MENARIK UNTUK DIKAJI
Teknologi Pendidikantidaklah bekerja dalam suatu ruangan yang hampa. Pertama, teknologi pendidikan bekerja dalam suatu masyarakat, dan karena itu harus menghadapi semua persoalan yang ada dalam masyarakat, misalnya masalah rasial, perbedaan kelamin, kemanusiaan, penyensoran dan sebagainya. Kedua, seperti halnya dengan bidang-bidang profesi lainnya, teknologi pendidikan bergerak dan bekerja dalam lapangan kependidikan, oleh karena itu hendaklah mengembangkan hubungan yang baik dengan profesi-profesi lain yang juga bergerak dan bekerja dalam pendidikan. Jika teknologi pendidikan itu berkeinginan menjadi satu profesi sejati, teknologi pendidikan tidak dapat menutup matanya dan berpura-pura seolah-olah isu-isu tersebut di atas tidak ada. Teknologi Pendidikan haruslah menghadapi isu-isu tersebut, dan kemudian menentukan sikap terhadapnya.
Pekerjaan teknologi pendidikan dalam konteks masyarakat sebagai satu keseluruhan. Pertama, apakah teknologi pendidikan memihak ataukah netral berkenaan dengan tujuan-tujuan yang dicapainya ? Kedua jika memihak, tujuan-tujuan apakah yang harus dicanangkan ?
Profesi Memihak. Teknologi pendidikan ialah alat untuk mencapai tujuan-tujuannya ialah memudahkan belajar manusia. Akan tetapi : Sering teknologi yang cenderung membuat tujuan-tujuan atau hasil-hasil yang hendak dicapai itu menjadi kabur atau bahkan menghilang, dan diganti oleh teknologi yang berupa alat sebagai tujuan. Satu pertanyaan penting yang ditarik dari asumsi ini ialah : Haruskah seorang ( atau suatu bidang ) yang memperihatikan dengan mana sarana itu digunakan.
Jawaban atas pertanyaan di atas yang diungkapkan tapi tidak dicanangkan oleh Lerner (1957, hlm 236) ialah bahwa teknologi pendidikan dan ahli teknologi pendidikan, seharusnyalah berperan sebagai orang ”teknisi netral”. Dalam pengertian keterlepasannya dari kegandrungan, keterkaitan ataupun nilai kecuali pada keterampilannya melakukan. Mereka memusatkan perhatiannya tentang keterampilan mereka dan bukan pada penggunaan keterampilan itu sendiri.
Profesional memihak haruslah mengemukakan pertanyaan tentang bagaimana sumber-sumber yang diadakan atau digunakan mempengaruhi keseluruhan masyarakan, termasuk kehidupan ilmuwan itu sendiri. Spesialis memihak haruslah menanyakan apa yang harus dilakukan jika ia tidak setuju dengan isi pesan-pesan dari sebuah sumber.
Tidaklah begitu penting bagaimana seorang ahli pendidikan menjawab pertanyaan-pertanyaan itu. Yang penting ialah pertanyaan-pertanyaan tersebut nampak sikapnya yang memihak hasil dan tujuan yang sebenarnya dari alat yang dipakai. Beberapa orang percaya bahwa profesi memihak itu haruslah bertindak lebih jauh daripada hanya mengajukan pertanyaan-pertanyaan, yaitu sampai pada penentuan posisi nilai-nilai yang dianut bagi profesi. Mereka percaya bahwa ahli teknologi pendidikan :
Memiliki sesuatu sebagai urutan pertama dalam wira mereka kesungguhan, ketelitian dan kepentingan untuk menyusun nilai-nilai, yang menjadi dasar bagi mereka bertindak memainkan peranan mereka. Masalah ini dikemukakan karena amat kuatnya pengaruh-pengaruh teknologi pendidikan, maka teknik dan penerapannya pada masa yang akan datang mungkin dapat digunakan untuk menyelewengkan pengetahuan dan informasi bagi tujuan-tujuan yang tak bermoral. Guna mencegah terjadinya kemungkinan yang demikian, AECT ( The Association for Educational Communication and technology ) dan penulis-penulis dalam bidang teknologi pendidikan telah mencanangkan bermacam-macam tujuan. Sikap yang didasarkan pada norma tersebut menyangkut persoalan-persoalan kebebasan intelektual, tindakan afirmatif, stereotip, dan penerapan teknologi secara manusiawi.
Bagaimanakah seharusnya orang-orang yang berada dalam profesi teknologi pendidikan berhubungan dengan orang-orang lain itu yang menganggap bahwa bidang profesi mereka bukan teknologi pendidikan ?
Teknologi pendidikan begerak dalam konteks usaha kependidikan yang lebih luas, karena itu juga berada dalam konteks profesi, dan orang-orang lain yang terlibat dalam memberikan kemudahan belajar. Ahli Teknologi pendidikan bukanlah satu-satunya orang yang dapat membuat keputusan tentang bagaimana memudahkan belajar melalui pengidentifikasian, pengembangan, organisasi dan pemanfaatan sumber-sumber belajar. Guru, spesialis kurikulum, administrator, spesialis isi (mata pelajaran), ahli perpustakaan dan bahkan siswa, semuanya terlibat dalam proses tersebut.
Secara praktis, hubungan kerja itu berarti ’ Siapa yang membuat keputusan-keputusan akhir mengenai kemudahan belajar dan bagaimana keputusan-keputusan yang demikian dilakukan dan diambil”. Ada empat macam hubungan pengambilan keputusan yang mungkin antara teknologi pendidikan dan profesi lain :
1. teknologi pendidikan bekerja dengan berperanan sebagai subordinasi terhadap profesi-profesi lain dengan diberi wewenang atau tanggungjawab pengambilan keputusan instruksional yang sempit sekali;
2. teknologi pendidikan dalam hal pengambilan keputusan berada di atas profesi-profesi lain dan mengemban peranan yang menentukan dalam pengambilan keputusan instruksional;
3. teknologi beserta tujuan dan alat-alatnya secara bertahap beradopsi dan menjadi tujuan-tujuan dan alat-alat profesi lainnya, jadi meniadakan persoalan siapa yang harus membuat dan mengambil keputusan;
4. tekonologi pendidikan berperan serta dan bersama profesi lain membuat dan mengambil keputusan, menetapkan bersama bidang mana yang akan membuat keputusan terakhir dengan mengingat dan memperhatikan tuntutan-tuntutan spesifik dari situasi dan kondisi lembaga yang bersangkutan.
Sebagai masa di mana kita mendengar sejawat ahli pendidikan dan masyarakat umumnya. Dengan berbuat demikian kita mengambil risiko kehilangan kebebasan kita, dan mungkin pula keamanan kita. Akan tetapi dalam saling ketergantungan itu bisa mungkin menandapatkan sesuatu yang lebih besar nilainya daripada seandainya kita menutupi dan menyembunyikan apa-apa yang kita capai di balik tembok-tembok tebal.
v LANDASAN TEORI UNTUK BIDANG PROFESI TEP
Untuk mendefinisikan teknologi pendidikan sebagai konstruk teoritik, hanya diperlukan karakteristik pertama di atas atu kesatuan teori inteltual, yang selalu dikembangkan melalui kegiatan penelitian.
Menurut Finn Karakteristik yang paling mendasar dan paling penting ialah bahwa keterampilan itu didasarkan atas satu kebulatan teori intelektual dan penelitian. Lebih jauh, teori yang sistematik ini senantiasa dikembangkan melalui usaha penelitian dan pemikiran dalam kerangka profesi tersebut. Seperti dikatan Whitehead, ” praktek profesi tersebut tidak dapat dipisahkan dari pemahaman teoritiknya atau sebaliknya. Antitesis terhadap suatu profesi adalah pelaksanaan tugas (pekerjaan) yang didasarkan atas kebiasaan yang dimodifikasi sesuai dengan hasil pelaksanaan mencoba-coba. Pekerjaan demikian hanyalah merupakan pertukangan.Jikalau dikehendaki adanya definisi teknologi pendidikan yang memenuhi persyaratan ini, maka definisi itu harus memenuhi persyaratan untuk definisi suatu teori.
Definisi Teori. Istilah ”teori” yang dalam pembicaraan sehari-hari sering digunakan sebagai lawan kata ”praktek”, mempunyai arti yang jelas.
1. Suatu prinsip umum, yang didukung oleh data yang lengkap, dimaksudkan sebagai penjelasan terhadap sekelompok gejala (fenomena) ; sebuah pernyataan tentang hubungan yang dianggap tetap berlaku terhadap sejumlah fakta yang komprehensif.
2. Suatu prinsip atau serangkaian prinsip yang menerangkan sejumlah hubungan antara berbagai fakta dan meramalkan hasil-hasil baru bedasar atas fakta-fakta ini.
Karakteristik Teori. Berdasar atas definisi-definisi tersebut dan lain-lain tulisan tentang teori (Klausmier & Goodwin, 1966; Heinich, 1970; Arnoult, 1972), dapat diidentifikasi karakteristik teori sebagai berikut ;
Adanya suatu gejala_harus masih ada beberapa gejala yang belum difahami dengan sejelas-jelasnya menurut pengetahuan yang ada sekarang;
Menjelaskan_sebuah teori memberikan penjelasan tentang mengapa atau bagaimana gejala itu terjadi (sebagai kebalikan dari penegasan sederhana terhadap eksistensi suatu gejala);
Merangkum_sebuah teori memberikan rangkuman tentang apa yang telah diketahui tentang hubungan antara sejumlah besar informasi empirik, konsep, dan generalisasi;
Memberikan orientasi_menentukan dan mempertajam fakta-fakta yang akan diteliti (dipelajari) serta membedakan antara data yang relevan dengan data yang tidak relevan;
Mensistematiskan_memberikan skema untuk mensistematiskan, mengklasifikasikan, dan menghubungkan segala gejala, postulat dan dalil yang serasi;
Mengidentifikasikan kesenjangan_mencari bidang-bidang yang relevan namun diabaikan atau belum dipecahkan pada masa kini maupun buat studi di masa mendatang;
Melahirkan strategi untuk melahirkan riset_memberikan dasar untuk merumuskan hipotesis baru dan melaksanakan riset lebih mendalam berdasar atas penjelasan tersebut;
Prediksi_dapat mengungkap hal-hal melebihi dari apa yang bisa diketahui berdasar atas data empirik sehingga dapat membuat estimasi dan memprediksi fakta baru dan hipotesis yang belumdiketahui pada saat sekarang.
Jika definisi tersebut menunjukkan adanya gejala yang pada saat sekarang belum dimengerti; menjelaskan, mengikhtisarkan, menelaah, membuat sistematika, mengidentifikasi kesenjangan yang berhubungan dengan gejala tersebut; melahirkan strategi untuk mengadakan penelitian dan membuat estimasi (prediksi) tentang hal tersebut, maka definisi itu dapat dikatakan memenuhi syarat sebagai teori.
v INTERAKSI DENGAN DOSEN KHUSUSNYA MK. PROFESI TEP
Mata kuliah Profesi Teknologi merupakan matakuliah yang dibimbing oleh Bapak I Nyoman Sudana Degeng. Kesan saya dalam interaksi yang diajarkan atau sistem pembelajaran yang diberikan oleh beliau sangatlah mendewasakan peserta didik. Beliau menggunakan Konstruktivistik dalam pengajarannya yaitu peserta didik dituntuk untuk selalu mandiri, dewasa. Sebab kontruktivisme beda dengan Behavioristik yaitu peserta didik ibarat selalu dituntun dari belakang sehingga peserta didik yang memiliki karakteristik yang kurang aktif selalu menggantungkan pada dosen. Sebaliknya konstruktivis menuntut agar peserta didik mandiri mesikipun dosen tidak ada di tempat peserta didik dapat mempelajarinya dari berbagai sumber yang berkaitan dengan permasalahan yang harus dipecahkan.
Beliau menerapkan konstruktivis ini terlihat pada perkuliahan mata kuliah profesi TEP meskipun sebelumnya saya tidak bisa beradaptasi tetapi kemudian saya menyadari bahwa apa yang beliau terapkan dalam penyampaian mata kuliahnya. Bahwa inilah yang sangat berarti dan inilah yang saya peroleh untuk membangkitkan semangat saya untuk selalu maju dan maju. Seperti halnya apa yang dikata beliau yakni ”saya selama awal mengikuti pendidikan tidak pernah saya ingat tentang apa yang guru/dosen berikan dalam materinya karena jika saya ingat saya selalu ada dibawah dan ilmu saya tidak berkembang/maju untuk mengalahkan guru/dosen saya.(mungkin kalau mereka sudah meninggal baru saya ada di atas). Prinsip beliau selalu dan selalu menciptakan hal yang baru dengan menemukan yang baru dan memecahkan suatu permasalahan. Beliau juga tidak pernah putus asa, beliau selalu mengulang kata-kata jika anda berada diatas ciptakanlah temukanlah hal yang baru sehingga orang lain tidak tahu selain anda sendiri”.
Dari penuturan beliau tersebut meskipun banyak humornya tetapi menurut saya kata-katanya penuh bermakna dan perlu untuk dicerna/difahami pelan-pelan maksud katanya. Intinya kita sebagai peserta didik dituntut untuk selalu dewasa, jika diberikan tugas jangan menunggu ada perintah tetapi carilah secepat mungkin beliau juga mengajarkan arti hidup manusia sebenarnya untuk mencapai sukses. Sebelumnya saya sampaikan terimakasih bapak.
Baca Selengkapnya...